Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan
emosi manusia akan terus berubah sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Demikian halnya pada remaja, perkembangan emosi remaja berbeda dengan
perkembangan emosi anak-anak ataupun emosi pada usia dewasa.
Menurut
Ali dan Asrori (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa
anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan
mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa
ini berlangsung pada masa individu duduk di bangku sekolah menengah.
Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri
maupun bagi keluarga atau lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki
energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian
diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman,
tidak tenang dan khawatir kesepian.
Perkembangan
emosi individu pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah
lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian. Kualitas atau
fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung
pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu:
Perubahan jasmani
Perubahan
jasmani yanng ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat
dari anggota tubuh. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi
tubuh yang seperti itu. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan
dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan
rangsangan di dalam tubuh remaja dan sering sekali menimbulkan masalah
dalam perkembangan emosinya.
Perubahan pola interaksi dengan orangtua
Pola
asuh orangtua terhadap anak termasuk remaja sangat bervariasi.
Perbedaan pola asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap perkembangan
emosi remaja.
Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja
seringkali membangun interaksi sesama teman sebaya secara khas dengan
cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk
semacam geng. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan
teman-teman untuk melawan otoritaas atau melakukan perbuatan yang tidak
baik atau bahkan kejahatan bersama.
Perubahan pandangan luar
Sikap
dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Terkadanng mereka
dianggap dewasa dan terkadang dianggap sebagai anak kecil sehingga
menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan ini dapat berubah
menjadi tingkah laku emosional. Selain itu, pihak luar yang tidak
bertanggungjawab memanfaatkan kekosongan remaja dengan melibatkan remaja
ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak diri seperti penggunaan obat
terlarang, minum minuman keras, serata bertindak kriminal dan kekerasan.
Perubahan interaksi dengan sekolah
Guru
merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan remaja karena
selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para
peserta didiknya. Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan
figur sebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu
kepada peserta didiknya. Peristiwa semacam ini sering tidak disadari
oleh para guru. Hal seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi
perkembangan emosi remaja.
Sumber : http://www.psychologymania.com/2012/06/perkembangan-emosi-remaja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar