Sabtu, 30 Juni 2012

Psikoterapi Part V

Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan emosi manusia akan terus berubah sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian halnya pada remaja, perkembangan emosi remaja berbeda dengan perkembangan emosi anak-anak ataupun emosi pada usia dewasa.
Menurut Ali dan Asrori (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa ini berlangsung pada masa individu duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan khawatir kesepian.
Perkembangan emosi individu pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu:
Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yanng ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh yang seperti itu. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan sering sekali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
Perubahan pola interaksi dengan orangtua
Pola asuh orangtua terhadap anak termasuk remaja sangat bervariasi. Perbedaan pola asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja.
Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebaya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk melawan otoritaas atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau bahkan kejahatan bersama.
Perubahan pandangan luar
Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Terkadanng mereka dianggap dewasa dan terkadang dianggap sebagai anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan ini dapat berubah menjadi tingkah laku emosional. Selain itu, pihak luar yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan kekosongan remaja dengan melibatkan remaja ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak diri seperti penggunaan obat terlarang, minum minuman keras, serata bertindak kriminal dan kekerasan.
Perubahan interaksi dengan sekolah
Guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan remaja karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan figur sebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada peserta didiknya. Peristiwa semacam ini sering tidak disadari oleh para guru. Hal seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi perkembangan emosi remaja.
Sumber :  http://www.psychologymania.com/2012/06/perkembangan-emosi-remaja.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar