Minggu, 06 Januari 2013

Konsultasi Tes Kerja (SIP)


Dalam konsultasi tes kerja hal terpenting yang menjadi keywords adalah ada nya
penyelenggaraan tes psikologis yang dilakukan konsultan perusahaan dalam penyeleksian
karyawan yang mendampingi proses penyeleksian lain. Tes psikologis yang diberikan bukan
hanya mengungkap aspek kecerdasan (intelegensi) seseorang, melainkan juga tes yang dapat
mengungkap bakat-bakat yang seseorang miliki (tes bakat). Berikut akan dijelaskan sejarah
sampai dengan jenis-jenis tes psikologis, terutama tes bakat yang biasanya digunakan.

A. Sejarah

Tes kemampuan khusus (bakat) berkembang karena adanya peristiwa yang mendorong
perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun tersebut, konsultan
perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus mendapatkan manfaat
nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud adalah seseorang mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Para konsultan tersebut menyatakan bahwa
tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih dalam proses rekrutmen, akan
ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan yang dapat mereka kerjakan dengan
sangat efektif. Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan
memberi mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan secara
keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program penelitian dan
pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes kemampuan khusus, yang
akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan karyawan, dan penempatan karyawan.

Tes bakat juga muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur
aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek penting
dapat terwakili karena cakupan yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para psikolog mulai
mengakui perlunya tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan, seleksi dan
klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi itu, beberapa tes inteligensi kemudian
dimodifikasi menjadi tes bakat.

Faktor yang diungkap dalam tes bakat adalah:

- Kemampuan verbal, kemampuan memahami dan menggunakan bahasa secara lisan dan
tulisan.

- Kemampuan numerikal, kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau berhitung tepat
teliti.

- Kemampuan spasial, kemampuan merancang benda secara tepat.

- Kemampuan perceptual, kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi
menjadi tiga dimensi.

- Kemampuan reasoning, kemampuan memecahkan suatu masalah.

- Kemampuan mekanik, kemampuan memahami konsep mekanik-fisika.

- Kemampuan memori, kemampuan mengingat.

- Kemampuan klerikal, kemampuan bekerja di bidang administrasi.

- Kreativitas, kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hasil yang tidak
biasa (istimewa).

- Kecepatan kerja, kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin.

- Ketelitian, kemampuan bekerja secara teliti.

- Ketahanan, kemampuan bekerja secara konsisten.

B. JENIS-JENIS TES BAKAT

Tes Bakat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Single test

Single test yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap satu
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

- Tes Sensori, yaitu tes yang mengungkap kemampuan indra. Misalnya, Tes Ketajaman
Penglihatan atau Color Vision Test.

- Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni. Misalnya, Horn Art Aptitude Inventory.
Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat sketsa benda umum,
gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada kerangka persegi panjang.

- Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota
Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan melihat dan
mengendalikan symbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

1.) Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya, Torrance Test.

2.) Tes Krapelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang dalam bekerja.

Faktor yang dapat diungkap dalam tes adalah:

- Kecepatan, ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai.

- Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah kesalahan dan loncatan yang dibuat.

- Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.

- Ketahanan, ditunjukkan dengan garis ausdaeuer.

2. Baterry Test

Baterry test, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes, dimana masing-
masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

1.) Differential Aptitude Test (DAT)

Tokoh : G. Bennet, H.G. Seashore, A.G. Wesman

Tahun : 1947, yang terdiri atas form A dan B

1963, 1973, 1981 (form V dan W) ® Saat ini form L dan M

Teori : Multiple Factors dari Thurstone

Tujuan : Untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).

Testee : Siswa 8-12 tahun; mahasiswa; karyawan

Jumlah Tes

space relation, mechanical reasoning, clerical speed & accuracy,

language usage (spelling & sentences)

Penyajian

2.) Numerical Ability / Tes Berhitung (A5)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan angka dan
penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana. Tes ini digunakan untuk
melakukan prediksi dalam bidang pendidikan (matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial,
bahasa Inggris); dan bidang pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik).

: Tujuh tes, yaitu verbal reasoning, numerical ability, abstract reasoning,

: Individual atau klasikal

3.) Abstract Reasoning / Tes Penalaran (A3)

Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang bersifat
nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figure abstrak atau prinsip
nonverbal design. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk
pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes
ini, individu diminta untuk menemukan asas atau prinsip dari suatu perubahan gambar.

4.) Space Relation / Tes Pola (B3)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi benda secara
mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap suatu struktur benda tertentu
dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan khusus untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi. Baik untuk bidang studi maupun
pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur,
seni, dekorasi, atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi.

5.) Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik (C4)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman mekanikal yang
disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam tes ini adalah daya penalaran di bidang kerja
mekanis dan prinsip fisika. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam
bidang mekanik. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang
kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit.

6.) Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti (D4)

Tes ini disajikan dalam 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes ini mengukur
respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan persepsi, kecepatan respon
terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka pendek. Tes ini digunakan untuk konseling
siswa yang mengalami kesulitan dalam kecepatan belajar, atau seleksi karyawan dalam
pekerjaan tertentu. Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan
pekerjaan rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi.

7.) Verbal Reasoning / Penalaran Verbal

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami idea atau konsep dalam bentuk
kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan individu dalam berpikir dan
memecahkna masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.

8.) Language Usage / Pemakaian Bahasa

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar,
penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan
individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Grammar diberikan
untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan
pemakaian kata dalam kalimat mudah.

Demikian sedikit penjabaran mengenai tes psikologis yang dalam hal ini adalah tes bakat, konsultasi tes psikologis secara garis besar menjadi suatu hal yang sangat penting pada proses seleksi karyawan yang dilakukan seorang konsultan pada suatu perusahaan, maka dari itu saya mencoba menginformasikan hal ini dalam blog saya, semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca nya, terimakasih :)

Sumber :

http://kk.mercubuana.ac.id/files/61063-2-942644529774.doc

Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan

Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Indeks

Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta: Indeks

Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuk dan Berkembang. Edisi
Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba
Humanika.

Konsultasi Tes Kerja (SIP)


Dalam konsultasi tes kerja hal terpenting yang menjadi keywords adalah ada nya
penyelenggaraan tes psikologis yang dilakukan konsultan perusahaan dalam penyeleksian
karyawan yang mendampingi proses penyeleksian lain. Tes psikologis yang diberikan bukan
hanya mengungkap aspek kecerdasan (intelegensi) seseorang, melainkan juga tes yang dapat
mengungkap bakat-bakat yang seseorang miliki (tes bakat). Berikut akan dijelaskan sejarah
sampai dengan jenis-jenis tes psikologis, terutama tes bakat yang biasanya digunakan.

A. Sejarah

Tes kemampuan khusus (bakat) berkembang karena adanya peristiwa yang mendorong
perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun tersebut, konsultan
perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus mendapatkan manfaat
nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud adalah seseorang mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Para konsultan tersebut menyatakan bahwa
tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih dalam proses rekrutmen, akan
ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan yang dapat mereka kerjakan dengan
sangat efektif. Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan
memberi mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan secara
keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program penelitian dan
pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes kemampuan khusus, yang
akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan karyawan, dan penempatan karyawan.

Tes bakat juga muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur
aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek penting
dapat terwakili karena cakupan yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para psikolog mulai
mengakui perlunya tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan, seleksi dan
klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi itu, beberapa tes inteligensi kemudian
dimodifikasi menjadi tes bakat.

Faktor yang diungkap dalam tes bakat adalah:

- Kemampuan verbal, kemampuan memahami dan menggunakan bahasa secara lisan dan
tulisan.

- Kemampuan numerikal, kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau berhitung tepat
teliti.

- Kemampuan spasial, kemampuan merancang benda secara tepat.

- Kemampuan perceptual, kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi
menjadi tiga dimensi.

- Kemampuan reasoning, kemampuan memecahkan suatu masalah.

- Kemampuan mekanik, kemampuan memahami konsep mekanik-fisika.

- Kemampuan memori, kemampuan mengingat.

- Kemampuan klerikal, kemampuan bekerja di bidang administrasi.

- Kreativitas, kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hasil yang tidak
biasa (istimewa).

- Kecepatan kerja, kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin.

- Ketelitian, kemampuan bekerja secara teliti.

- Ketahanan, kemampuan bekerja secara konsisten.

B. JENIS-JENIS TES BAKAT

Tes Bakat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Single test

Single test yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap satu
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

- Tes Sensori, yaitu tes yang mengungkap kemampuan indra. Misalnya, Tes Ketajaman
Penglihatan atau Color Vision Test.

- Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni. Misalnya, Horn Art Aptitude Inventory.
Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat sketsa benda umum,
gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada kerangka persegi panjang.

- Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota
Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan melihat dan
mengendalikan symbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

1.) Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya, Torrance Test.

2.) Tes Krapelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang dalam bekerja.

Faktor yang dapat diungkap dalam tes adalah:

- Kecepatan, ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai.

- Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah kesalahan dan loncatan yang dibuat.

- Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.

- Ketahanan, ditunjukkan dengan garis ausdaeuer.

2. Baterry Test

Baterry test, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes, dimana masing-
masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

1.) Differential Aptitude Test (DAT)

Tokoh : G. Bennet, H.G. Seashore, A.G. Wesman

Tahun : 1947, yang terdiri atas form A dan B

1963, 1973, 1981 (form V dan W) ® Saat ini form L dan M

Teori : Multiple Factors dari Thurstone

Tujuan : Untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).

Testee : Siswa 8-12 tahun; mahasiswa; karyawan

Jumlah Tes

space relation, mechanical reasoning, clerical speed & accuracy,

language usage (spelling & sentences)

Penyajian

2.) Numerical Ability / Tes Berhitung (A5)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan angka dan
penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana. Tes ini digunakan untuk
melakukan prediksi dalam bidang pendidikan (matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial,
bahasa Inggris); dan bidang pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik).

: Tujuh tes, yaitu verbal reasoning, numerical ability, abstract reasoning,

: Individual atau klasikal

3.) Abstract Reasoning / Tes Penalaran (A3)

Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang bersifat
nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figure abstrak atau prinsip
nonverbal design. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk
pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes
ini, individu diminta untuk menemukan asas atau prinsip dari suatu perubahan gambar.

4.) Space Relation / Tes Pola (B3)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi benda secara
mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap suatu struktur benda tertentu
dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan khusus untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi. Baik untuk bidang studi maupun
pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur,
seni, dekorasi, atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi.

5.) Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik (C4)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman mekanikal yang
disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam tes ini adalah daya penalaran di bidang kerja
mekanis dan prinsip fisika. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam
bidang mekanik. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang
kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit.

6.) Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti (D4)

Tes ini disajikan dalam 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes ini mengukur
respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan persepsi, kecepatan respon
terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka pendek. Tes ini digunakan untuk konseling
siswa yang mengalami kesulitan dalam kecepatan belajar, atau seleksi karyawan dalam
pekerjaan tertentu. Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan
pekerjaan rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi.

7.) Verbal Reasoning / Penalaran Verbal

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami idea atau konsep dalam bentuk
kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan individu dalam berpikir dan
memecahkna masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.

8.) Language Usage / Pemakaian Bahasa

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar,
penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan
individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Grammar diberikan
untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan
pemakaian kata dalam kalimat mudah.

Demikian sedikit penjabaran mengenai tes psikologis yang dalam hal ini adalah tes bakat, konsultasi tes psikologis secara garis besar menjadi suatu hal yang sangat penting pada proses seleksi karyawan yang dilakukan seorang konsultan pada suatu perusahaan, maka dari itu saya mencoba menginformasikan hal ini dalam blog saya, semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca nya, terimakasih :)

Sumber :

http://kk.mercubuana.ac.id/files/61063-2-942644529774.doc

Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan

Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Indeks

Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta: Indeks

Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuk dan Berkembang. Edisi
Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba
Humanika.

Konsultasi Tes Kerja (SIP)


Dalam konsultasi tes kerja hal terpenting yang menjadi keywords adalah ada nya
penyelenggaraan tes psikologis yang dilakukan konsultan perusahaan dalam penyeleksian
karyawan yang mendampingi proses penyeleksian lain. Tes psikologis yang diberikan bukan
hanya mengungkap aspek kecerdasan (intelegensi) seseorang, melainkan juga tes yang dapat
mengungkap bakat-bakat yang seseorang miliki (tes bakat). Berikut akan dijelaskan sejarah
sampai dengan jenis-jenis tes psikologis, terutama tes bakat yang biasanya digunakan.

A. Sejarah

Tes kemampuan khusus (bakat) berkembang karena adanya peristiwa yang mendorong
perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun tersebut, konsultan
perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus mendapatkan manfaat
nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud adalah seseorang mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Para konsultan tersebut menyatakan bahwa
tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih dalam proses rekrutmen, akan
ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan yang dapat mereka kerjakan dengan
sangat efektif. Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan
memberi mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan secara
keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program penelitian dan
pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes kemampuan khusus, yang
akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan karyawan, dan penempatan karyawan.

Tes bakat juga muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur
aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek penting
dapat terwakili karena cakupan yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para psikolog mulai
mengakui perlunya tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan, seleksi dan
klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi itu, beberapa tes inteligensi kemudian
dimodifikasi menjadi tes bakat.

Faktor yang diungkap dalam tes bakat adalah:

- Kemampuan verbal, kemampuan memahami dan menggunakan bahasa secara lisan dan
tulisan.

- Kemampuan numerikal, kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau berhitung tepat
teliti.

- Kemampuan spasial, kemampuan merancang benda secara tepat.

- Kemampuan perceptual, kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi
menjadi tiga dimensi.

- Kemampuan reasoning, kemampuan memecahkan suatu masalah.

- Kemampuan mekanik, kemampuan memahami konsep mekanik-fisika.

- Kemampuan memori, kemampuan mengingat.

- Kemampuan klerikal, kemampuan bekerja di bidang administrasi.

- Kreativitas, kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hasil yang tidak
biasa (istimewa).

- Kecepatan kerja, kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin.

- Ketelitian, kemampuan bekerja secara teliti.

- Ketahanan, kemampuan bekerja secara konsisten.

B. JENIS-JENIS TES BAKAT

Tes Bakat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Single test

Single test yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap satu
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

- Tes Sensori, yaitu tes yang mengungkap kemampuan indra. Misalnya, Tes Ketajaman
Penglihatan atau Color Vision Test.

- Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni. Misalnya, Horn Art Aptitude Inventory.
Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat sketsa benda umum,
gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada kerangka persegi panjang.

- Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota
Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan melihat dan
mengendalikan symbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

1.) Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya, Torrance Test.

2.) Tes Krapelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang dalam bekerja.

Faktor yang dapat diungkap dalam tes adalah:

- Kecepatan, ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai.

- Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah kesalahan dan loncatan yang dibuat.

- Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.

- Ketahanan, ditunjukkan dengan garis ausdaeuer.

2. Baterry Test

Baterry test, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes, dimana masing-
masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan.

Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah:

1.) Differential Aptitude Test (DAT)

Tokoh : G. Bennet, H.G. Seashore, A.G. Wesman

Tahun : 1947, yang terdiri atas form A dan B

1963, 1973, 1981 (form V dan W) ® Saat ini form L dan M

Teori : Multiple Factors dari Thurstone

Tujuan : Untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).

Testee : Siswa 8-12 tahun; mahasiswa; karyawan

Jumlah Tes

space relation, mechanical reasoning, clerical speed & accuracy,

language usage (spelling & sentences)

Penyajian

2.) Numerical Ability / Tes Berhitung (A5)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan angka dan
penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana. Tes ini digunakan untuk
melakukan prediksi dalam bidang pendidikan (matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial,
bahasa Inggris); dan bidang pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik).

: Tujuh tes, yaitu verbal reasoning, numerical ability, abstract reasoning,

: Individual atau klasikal

3.) Abstract Reasoning / Tes Penalaran (A3)

Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang bersifat
nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figure abstrak atau prinsip
nonverbal design. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk
pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes
ini, individu diminta untuk menemukan asas atau prinsip dari suatu perubahan gambar.

4.) Space Relation / Tes Pola (B3)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi benda secara
mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap suatu struktur benda tertentu
dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan khusus untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi. Baik untuk bidang studi maupun
pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur,
seni, dekorasi, atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi.

5.) Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik (C4)

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman mekanikal yang
disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam tes ini adalah daya penalaran di bidang kerja
mekanis dan prinsip fisika. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam
bidang mekanik. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang
kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit.

6.) Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti (D4)

Tes ini disajikan dalam 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes ini mengukur
respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan persepsi, kecepatan respon
terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka pendek. Tes ini digunakan untuk konseling
siswa yang mengalami kesulitan dalam kecepatan belajar, atau seleksi karyawan dalam
pekerjaan tertentu. Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan
pekerjaan rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi.

7.) Verbal Reasoning / Penalaran Verbal

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami idea atau konsep dalam bentuk
kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan individu dalam berpikir dan
memecahkna masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.

8.) Language Usage / Pemakaian Bahasa

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar,
penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan
individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Grammar diberikan
untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan
pemakaian kata dalam kalimat mudah.

Demikian sedikit penjabaran mengenai tes psikologis yang dalam hal ini adalah tes bakat, konsultasi tes psikologis secara garis besar menjadi suatu hal yang sangat penting pada proses seleksi karyawan yang dilakukan seorang konsultan pada suatu perusahaan, maka dari itu saya mencoba menginformasikan hal ini dalam blog saya, semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca nya, terimakasih :)

Sumber :

http://kk.mercubuana.ac.id/files/61063-2-942644529774.doc

Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan

Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Indeks

Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta: Indeks

Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuk dan Berkembang. Edisi
Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba
Humanika.